Selasa, 26 Juni 2018

Microsoft Office, LibreOffice, atau WPS?


LINUX Mint 18.3 (Sylvia) Cinnamon, sama dengan sistem operasi diska berbasis Linux lainnya, menyertakan LibreOffice sebagai aplikasi perkantoran. Khusus Linux Mint 18.3 (Sylvia) Cinnamon disematkan LibreOffice 5. Tampilan aplikasi ini memang telah diperbarui, namun pengguna Microsoft Office garis keras tentu perlu penyesuaian.

LibreOffice terdiri atas beberapa aplikasi perkantoran, yaitu: Base, Calc, Draw, Impress, Math, dan Writer. Base berfungsi untuk memproses data seperti Microsoft Access, Calc mirip fungsinya dengan Microsoft Excel, dan Writer untuk mengolah tulisan seperti Microsoft Word.


Mirip tak lantas berarti sama. Fungsi-fungsi masih terbilang sederhana. Namun, LibreOffice sebenarnya sudah cukup memadai sebagai aplikasi perkantoran standar, misalnya mengolah data angka, membuat laporan, dan menulis surat.

Mungkin, justru karena fungsinya yang serbasederhana, LibreOffice berukuran kecil. Aplikasi ini dapat dijalankan secara ringan di komputer dengan spesifikasi rendah. Aplikasi tak berbayar ini dapat mengeksekusi banyak jenis file extension, termasuk .docx dan .xlsx. Sebaliknya, ada file extension khas yang hanya dapat dibuka di LibreOffice.

Kelemahan yang cukup mengganggu bagi saya adalah bacaan file berekstensi .docx dan .xlsx sering tak sempurna. Tampilan dokumen menjadi tak beraturan. Hasil mengetik di LibreOffice juga tak serta merta dapat disalin dan ditempel di tempat lain, di blog misalnya, secara sama persis. Kita harus mengatur ulang ketikan kita.

Kemarin, selain LibreOffice yang memang merupakan aplikasi bawaan Linux, saya menginstal WPS. Aplikasi ini juga berfungsi untuk mengolah data perkantoran berupa angka, kata, dan lembar presentasi. Dulu, aplikasi ini bernama Kingsoft Office. Nama itu berubah menjadi WPS; akronim dari Write, Presentation, and Spreadsheets. Ya, hanya itulah fungsinya.

Meski terasa lebih berat daripada LibreOffice, WPS memiliki tampilan yang ramah bagi pengguna Microsoft Office. Aplikasi yang juga tak berbayar ini paling mirip dengan Microsoft Office.

Bagaiman dengan Microsoft Office? Yang pasti, kita patut mempertimbangkan harga aplikasi dan spesifikasi komputer yang kita gunakan sebelum memakainya. Tak semua komputer dapat diinstal Microsoft Office terbaru, bukan? Jangan pakai aplikasi bajakan. Jika sampean bersikukuh pakai Microsoft Office secara gratis, pakai saja Microsoft Office versi daring. Semacamnya, sampean juga bisa mencoba Google Docs. Keduanya dapat diakses melalui komputer dengan sistem operasi diska apa pun. Yang penting, jaringan internet dan paket data sampean lancar.•fgs



Tidak ada komentar:

Posting Komentar