Senin, 20 Maret 2023

Resensi "Sunyi di Dada Sumirah" - Artie Ahmad

 


Data Buku

Judul: Sunyi di Dada Sumirah

Pengarang: Artie Ahmad

Penyunting: Amanatia Junda

Penerbit: Buku Mojok, Yogyakarta

Cetakan: I, Agustus 2018

Ukuran: 13 × 20 cm

Tebal: viii + 298 hlm.

ISBN: 978-602-1318-72-0

Harga: Rp78.000 (P. Jawa)

 

 

SEANDAINYA Sunyi, Sumirah, dan Suntini—3 tokoh beda generasi di novel—telah mendapatkan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS/CSE), mungkin kekerasan-kekerasan berbasis gender dapat mereka hadapi dengan lebih baik. Mungkin, mereka dapat lebih mewawas diri dan tak jatuh dalam jebakan patriarki.

Sabtu, 10 September 2022

Resensi: Lebih Putih Dariku



Data Buku

Judul: Lebih Putih Dariku

Pengarang: Dido Michielsen

Penerjemah: Martha Dwi Susilowati

Penerbit: Marjin Kiri

Cetakan: I, Juni 2022

Ukuran: 14 × 20,3 cm

Tebal: vi + 288 hlm.

ISBN: 978-602-0788-32-6

 

 

PERJUANGAN perempuan. Itu tema besar di novel. Berlatar Hindia Belanda pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

 

Novel Lebih Putih Dariku terjemahan dari Lichter dan Ik. Membacanya segera mengingatkan pada narasi buku Reggie Baay, Nyai dan Pergundikan di Hindia Belanda. Sama-sama terjemahan. Judul aslinya De Njai: Het Concubinaat in Nederlands-Indië.

 

Piranti tokoh utama di novel. Dia perempuan. Ibunya pembatik keraton. Kepada Piranti, ibunya bercerita bahwa Pangeran Natakusuma, anak sultan, adalah bapak biologis Piranti. Namun, lelaki itu tak pernah mengakui ibu Piranti sebagai selir resmi. Akibatnya, Piranti berstatus anak di luar nikah. Dia menempati posisi sosial yang serbatanggung.

Minggu, 07 November 2021

Membaca Logika dengan Logika




 
Data Buku
Judul: Logika: Bukan Hanya untuk Orang Pintar
Pengarang: Soe Tjen Marching
Penerbit: Manado, Globalindo Publisher
Cetakan: I, Maret 2021
Ukuran: 13 × 19 cm
Tebal: iii + 238 hlm.
ISBN: 978-623-96116-0-6
 
 
 
 
LOGIKA banyak orang yang percaya kabar bohong disoal oleh Soe Tjen Marching di seminar daring tentang pemerkosaan perempuan “Tionghoa” pada 1965. Dosen di SOAS University of London itu menyebutkan contohnya: percaya narasi Orde Baru bahwa ada perwira-perwira militer disayat kelaminnya dan dicungkil matanya di Lubang Buaya pada 30 September 1965. Padahal, foto dan kesaksian mengingkarinya.

Senin, 03 Mei 2021

Membaca Blandong di Sekuel Novel [Resensi "Anwar Tohari Mencari Mati" - Mahfud Ikhwan]


 
Data Buku
Judul: Anwar Tohari Mencari Mati (Sebuah Novel)
Pengarang: Mahfud Ikhwan
Penerbit: Marjin Kiri, Tangerang Selatan
Cetakan: I, Februari 2021
Ukuran: 14 × 20,3 cm
Tebal: vi + 207 hlm.
ISBN: 978-602-0788-12-8

 

“TAPI aku benar-benar tak bisa menggerakkan lidah,” keluhnya.

 

Ia wartawan. Mustofa Abdul Wahab, namanya. Mulutnya disumpal oleh Hendro Siswanto. Dosen. Kritikus sastra. Anak Hanggono; tentara—adik Sinder Harjo—yang terbunuh saat bertarung dengan Anwar Tohari.

Rabu, 26 Agustus 2020

Identitas Kolonial-Pribumi dalam “Roman Picisan” [Resensi "Setan van Oyot" - Djokolelono]


 

Data Buku

Judul: Setan van Oyot: Sebuah Roman Picisan

Pengarang: Djokolelono

Penerbit: Tangerang Selatan, Marjin Kiri

Cetakan: I, Maret 2019

Ukuran: 14 × 20,3 cm

Tebal: x + 293 hlm.

ISBN: 978-979-1260-85-5

 

  

CANTIK itu luka. Judul novel Eka Kurniawan pas dengan nasib perempuan cantik di perkebunan era kolonial. Paras cantik mendatangkan nasib buruk bagi si empunya. Dilecehkan. Dirudapaksa. Tuan mereka pelakunya. Belanda. Tak peduli meski si empunya sudah bersuami. Itu kisah di Deli.

Di Wlingi, di novel Setan van Oyot, nasib serupa dialami Tinah. Anak Kromo. Penjaga Kamar Bola. Tempat tuan-tuan mencari hiburan. Main biliar. Minum-minum. Tinah yang sedang belajar menari bersama sebelas perempuan lain, dilecehkan oleh Direktur Pabrik Gula (PG). Cornelis, namanya. Disentuh tanpa persetujuan. Puncaknya, dia nyaris diperkosa.